Kamis, 20 Oktober 2011

ILMU BUDAYA DASAR: KEBUDAYAAN SELIKUR

Salah satu budaya di Bangka Belitung yang masih meninggalkan kesan bagi Didi adalah budaya SELIKUR. Budaya yang muncul hanya pada bulan Ramadhan ini (biasa dimulai pada malam ke 21 puasa ramadhan hingga malam takbiran) sangat unik sekali. Pada kebiasaan lama masyarakat Bangka Belitung, budaya selikur di tandai dengan dipasangnya lampu sulur (lampu minyak tanah / tradisional) pada halaman depan rumah masing-masing warga. Sehingga suasana malam hari menjadi meriah dengan deretan lampu-lampu, yang sangat indah bila di pandang mata. Lampu-lampu itu dibuat secara tradisional baik dari bambu (yang dilubangi, dikasih sumbu dan minyak tanah), bekas botol, kaleng, dan berbagai media lain.
Budaya SELIKUR saat masa kecil Didi dulu, selalu dibarengi dengan main BEDIL (meriam bambu) yang dimulai setelah maghrib tiba (buka puasa). Meriam bambu yang kami buat masa itu sangatlah istimewa, tidak lain karena kami para anak-anak itu senantiasa mencari bahan dari pohon Bambu yang berkualitas bagus. Intinya sejauh apapun letak lokasi kebun bambu itu, kami senantiasa mencarinya. Biasanya bambu yang menjadi favorit masa itu memiliki kulit yang tebal dan diameter yang besar. Sehingga menghasilkan bunyi dentuman yang keras dan bagus serta tidak mudah pecah.
Bersamaan masa SELIKUR dimulai juga diwarnai ajang  JUAL BELI KUE.TANAH hahaha, maksudnya kue – kue mainan yang dibuat dari tanah lempung / liat dan kemudian di bentuk sedemikian rupa. Kue tanah itu dibakar, istilah masa kecil yang di oven seperti halnya ibu-ibu membuat kue. Beragam bentuk kue tanah menghasilkan keasyikan dan kebanggaan tersendiri. Nah, kue-kue itu biasa di gelar dengan karung bekas di pinggir jalanan depan rumah untuk di jual.
Masa itu, uang yang digunakan untuk jual beli kue terdiri dari plastik pembungkus permen. Nah, warna merah artinya uang 1 ribu, hijau 5 ribu dan  biru 10 ribu. Tak jarang kue-kue itu dijajakan berkeliling dengan menggunakan mobil-mobilan dari kayu. Walhasil suasana kian rame,jadi kangen masa kecil .
Sayang budaya SELIKUR dan kebiasaan anak masa lalu seperti itu kini telah hilang. Keberadaan lampu minyak tanah beberapa tahun lalu diganti dengan lampu kelap kelip (lampu neon berukuran kecil). Namun, BEDIL dan ajang JUAL BELI KUE TANAH itu memudar dan tak pernah lagi ditampakkan anak-anak masa kini. Permainan modern benar-benar telah menggeser beragam bentuk permainan tradisional seperti itu.
, anak – anak kecil masa kini enak yah. Beragam mainan instan tersedia, beda dengan dulu ketika harus membuat sendiri mainan dan menjalankan permainan tradisional untuk bermain bersama anak-anak. By the way, nostalgia seperti itu selalu menyisipkan kenangan unik karena beragam kejadian dan tingkah laku spontan yang lucu kerap terbayang hingga kini.
Swear ! :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar